Senin, 14 Oktober 2013

Kalau bukan diri sendiri yang membuat hidup menarik. Bisa jadi selamanya hidup ini tidak akan menarik. Kalau bukan diri sendiri yang memaksa menulis. Mungkin selamanya tidak akan bisa menulis. Seperti hari ini misalnya, munculnya tulisan ini adalah hasil dari sebuah pemaksaan yang disengaja. Untuk kualitas isinya menjadi nomer dua. Karena sebuah pemaksaan untuk melaksanakan sesuatu, buah darinya ya apabila sudah melakukan sesuatu yang dipaksa itu. 

Karena desakan sebuah pemaksaan, tak jarang aku kerepotan menentukan tema mengenai apa yang harus aku tulis. Bisa juga dibilang ngawur. Apa yang ada diotak semuanya aku keluarkan dan aku tuangkan di blog sederhanaku ini. Tak peduli apakah ada yang membaca atau tidak. Yang penting aku sudah merasa puas karena sudah berhasil memaksa diriku untuk menulis.

Hari minggu kemarin, organisasi yang aku ikuti yaitu Risma JT tepatnya lembaga PIK Remaja. Mendapatkan kunjungan studi banding dari PIK Sahajasa Stain Solotigo. Mereka berjumlah 8 orang. Dari apa yang disampaikannya, mereka memiliki visi mencari pengalaman guna mengembangkan organisasninya yang baru saja berjalan 2 tahun.

PIK Remaja Risma JT memang sering sekali mendapatkan kunjungan dari PIK se Jateng. Bagaimana tidak, PIK Remaja Risma JT tahun 2011 lalu mendapatkan juara III nasional dan menjadi terbaik se Jawa Tengah. Itu merupakan sebuah prestasi luar biasa yang pernah ditorehkan Risma JT. Tak hayal kalau banyak mata melirik dan berniat untuk mengambil ilmu dari organisasi ini.

Manusia itu tempatnya salah dan lupa, sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh juga. Ditengah-tengah prestasi yang membanggakan. Ada sedikit kekurangan yang tidak mengenakan pada kunjungan studi banding kemarin. Kita sebagai tuan rumah, yang membawa nama besar Masjid Agung Jawa Tengah tak bisa memberikan layanan terbaik, tak bisa memberikan contoh yang baik untuk PIK Sahajas. Itu terbukti dari ketidaksiapan kita menyambut mereka.

Kurangnya koordinasi mejadi penyebab utama. Memang banyak kekurangan yang sangat jelas sekali dapat dilihat. Namun karena mungkin kita sudah lalai dan terlalu terlena dengan ketenaran, kesalahan itu sedikitpun tidak dapat dilihat.  Ini sungguh tidak profesional. Seharusnya kita sebagai tuan rumah dapat memberikan layanan terbaik kepada tamu. Karena barang siapa memuliakan tamu, maka Allah akan memuliakan kita. Bukankah begitu?

Semoga kesalah itu tidak terulang kembali. Aku yakin pada kepemimpinan periode ini akan lebih baik dari periode sebelumnya. Dan itu akan terwujud apabila sistem dan managemennya berjalan. SEMANGAT BELAJAR.




Tagged:

0 comments:

Posting Komentar