Kamis, 17 Oktober 2013

Halooo... Selamat sore semuanya.

Semoga masih diberikan kesehatan, senyum yang mengembang dan hidup yang bahagia. Dua hari yang lalu kita umat Islam bersama-sama merayakan hari raya Idul Adha. Mulai dari sholat id berjamaah hingga menyembelih hewan yang kemudian ditasyarufkan kepada mereka yang membutuhkan.

Aku yakin pada hari itu banyak cerita atau kisah yang unik, menyenangkan, menyedihkan bahkan mungkin ada yang digampar dengan kemarahan yang luar biasa oleh orang dengan posisi lembih tinggi di atas kita.

Apapun cerita atau kisah yang kita alami di hari itu, yakini aja pasti kelak sangat bermanfaat. Sebab kebermanfaatan itu muncul setelah peristiwa itu belalu. Hal senada dengan kebermanfaatan adalah kekecewaan. Kekecewaan itu datang setelah sebuah peritiwa/perbuatan itu berlalu. Nah, sekarang tergantung kebijaksanaan kita. Jika menginginkan hal yang bermanfaat, maka ukirlah sejarahmu dengan sebaik mungkin. Jika menginginkan sebaliknya, yaitu kekecewaan, terserah kamu aja deh. Mau berbuat sesukamu, semau lo, silahkan...!

Tidak beda dengan kalian semua yang memiliki banyak cerita dan pengalaman di hari raya Idul Adha, aku pun memilikinya. Hal yang menurutku bermanfaat ini timbul saat seniorku di Risma JT mengajakku mengantarkan surat pengambilan daging hewan kurban di seluruh rumah ketua RW kelurahan rejosari gayamsari Semarang.

Sebagai seorang junior yang masih lugu, belum tahu apa-apa dan sebagai rasa menghormati senior tentunya aku nurut aja dengan intruksinya. Waktu itu diminta mengantarkan surat ke 6 ketua RW. Menuju di tujuan pertama semua berjalan lancar tanpa kendali.

Hanya ditujuan pertama sajalah yang lancar. Selanjutnya tidak jelas, linglung, seperti orang tersesat. Seniorku itu lantas kebingungan mencari rumah ketua RW lainnya. Padahal dia adalah orang di kelurahan situ. Sebuah ironi memang. Orang tersesat baiknya adalah bertanya. Sayangnya inisiatif bertanyapun tidak ada dikepalanya. Wajahnya terkesan ragu-ragu.

Akhirnya akulah yang jadi korbanya. Terpaksa dan juga berterimakasih. Terpaksa karena yang seharusnya aku tinggal ngikut saja, tapi malah sebaliknya aku yang seolah jadi senior. Berterimakasih karena dari keterpaksaan itu aku banyak belajar.






Linglung Saudara-saudara

Tagged:

0 comments:

Posting Komentar