Dalam menulis, aku sangat menghindari tulisan yang terlalu cengeng. Dikit-dikit wadul sana sini. Pas lagi seneng, semua tulisan isinya pengungkapan hati yang sedang bungah. Pas lagi sedih, semua tulisan isinya tentang semua hal yang menyedihkan, yang baru saja dialami. Pas lagi galau juga gitu. Pokoknya tulisan itu isinya tentang carut marutnya kehidupan. Yang kayak gitu tu yang kurang aku sukai.
Kayak kejadian yang kemarin malam baru saja aku alami. Walaupun kejadiannya memilukan. Dimana aku harus rela berbasah-basahan karena hujan. Pas tengah malam. Ditambah motorku rusak. Mau tak mau aku harus menuntunnya pulang. Hal semacam ini, aku sangat tidak suka untuk menuliskannya. Karena menurutku itu adalah hal yang kurang pastas untuk diadukan. Iya, diadukan. Salah satu manfaat menulis kan untuk wadah aduan. Semua orang pasti tahu itu dan suka akan hal itu. karena dengan menulislah aduan kita dapat teringankan. Lagian wadah itupun tak pernah mengeluh akan aduan kita. Selalu welcome terhadap keluh kesah apapun itu yang kita adukan.
Itulah mengapa aku tak begitu suka mengadukan hal-hal yang sifatnya cengeng, keluhan ataupun segala ekspresi yang bergejolak dalam hati dan pikiran. Aduan yang paling benar ya kepada Tuhan kita, Allah SWT. Bukan kepada yang lainnya, termasuk dengan tulisan.
Meskipun kejadian kemarin malam itu menguras keringatku. Aku tak akan menuliskannya dalam catatanku. karena jika orang membacanya aku terlihat cengeng. Gengsi banget kan.
Kayak kejadian yang kemarin malam baru saja aku alami. Walaupun kejadiannya memilukan. Dimana aku harus rela berbasah-basahan karena hujan. Pas tengah malam. Ditambah motorku rusak. Mau tak mau aku harus menuntunnya pulang. Hal semacam ini, aku sangat tidak suka untuk menuliskannya. Karena menurutku itu adalah hal yang kurang pastas untuk diadukan. Iya, diadukan. Salah satu manfaat menulis kan untuk wadah aduan. Semua orang pasti tahu itu dan suka akan hal itu. karena dengan menulislah aduan kita dapat teringankan. Lagian wadah itupun tak pernah mengeluh akan aduan kita. Selalu welcome terhadap keluh kesah apapun itu yang kita adukan.
Itulah mengapa aku tak begitu suka mengadukan hal-hal yang sifatnya cengeng, keluhan ataupun segala ekspresi yang bergejolak dalam hati dan pikiran. Aduan yang paling benar ya kepada Tuhan kita, Allah SWT. Bukan kepada yang lainnya, termasuk dengan tulisan.
Meskipun kejadian kemarin malam itu menguras keringatku. Aku tak akan menuliskannya dalam catatanku. karena jika orang membacanya aku terlihat cengeng. Gengsi banget kan.
Meskipun kemarin malam itu aku harus menuntun motor hingga lebih dari 5 km. Aku tak akan menulisskannya dalam catatanku. Karena jika orang membacanya aku terlihat cengeng. Gengsi banget kan.
Yang akan aku tuliskan dalam catatanku ini adalah sebuah perbuatan baik, yang diturunkan kepadaku untuk mengurangi beban kepayahanku dalam menghadapi cobaan. Saat kejadian yang kuanggap memilukan di malam itu. Saat aku harus kehujanan ditengah malam. Saat aku merasakan betapa beratnya sebuah perjuangan. Saat sampainya perjalananku menuntun dari tambak lorok ke kaligawe. Datanglah sebuah tawaran manis "Mas, sini tak dorong dari belakang biar g berat". Refleks aku menjawab "Mboten usah mas, mengke malah ngrepotke njenengan. Lagian sudah dekat kok. Sekalian kulo sambi istirahat".
Aku memang menolak pertolongan itu. Sebenarnya dalam hati berteriak untuk menerima tawaran itu. Namun ternyata masih ada rasa kurang enak kalau merepotkan orang lain. Semoga itu menjadi hitungan amal yang dapat menambah timbangan kebaikanku di akhirat kelak. Dan semoga aku tidak termasuk orang yang khufur karena tidak menerima uluran pertolongan dari orang lain. Siapa tahu orang itu juga menginginkan tabungan amal untuknya di akhirat kelak. Wallahu 'alam bisshowaf.
Yang akan aku tuliskan dalam catatanku ini adalah sebuah perbuatan baik, yang diturunkan kepadaku untuk mengurangi beban kepayahanku dalam menghadapi cobaan. Saat kejadian yang kuanggap memilukan di malam itu. Saat aku harus kehujanan ditengah malam. Saat aku merasakan betapa beratnya sebuah perjuangan. Saat sampainya perjalananku menuntun dari tambak lorok ke kaligawe. Datanglah sebuah tawaran manis "Mas, sini tak dorong dari belakang biar g berat". Refleks aku menjawab "Mboten usah mas, mengke malah ngrepotke njenengan. Lagian sudah dekat kok. Sekalian kulo sambi istirahat".
Aku memang menolak pertolongan itu. Sebenarnya dalam hati berteriak untuk menerima tawaran itu. Namun ternyata masih ada rasa kurang enak kalau merepotkan orang lain. Semoga itu menjadi hitungan amal yang dapat menambah timbangan kebaikanku di akhirat kelak. Dan semoga aku tidak termasuk orang yang khufur karena tidak menerima uluran pertolongan dari orang lain. Siapa tahu orang itu juga menginginkan tabungan amal untuknya di akhirat kelak. Wallahu 'alam bisshowaf.
Dan ternyata benar adanya, Allah itu selalu tahu apa yang dibutuhkan oleh hamba-NYA. Selepas dari penolakanku terhadap uluran tangan orang lain. Orang baik. Orang yang entah dari mana datangnya. Selepas itu pula, tak jauh kemudian datang lagi pertolongan. Entah dari mana datangnya. Tiba-tiba orang baik itu sudah berada dibelakangku dan menawarkan bantuan dengan dia mendorong motorku dari belakang. Pertolongan yang kedua ini tidak aku tolak. Sebab aku yakin, ini adalah dari Allah. Dan aku yakin dan positif thinking. Bahwa Allah hendak memberikan rahmat kepada orang yang menolongku kemarin malam itu.
Ternyata di negeri yang semuanya serba semu ini. Yang tak banyak lagi orang baik. Dan yang luber dengan orang bergaya sok baik, padahal dalam hatinya terdapat tendensi untuk keuntungan dirinya sendiri. Ternyata masih dapat kutemui orang yang baik, yang mau membantu orang dalam kesusahan. Subhanallah. Do'aku untuknya. Semoga Allah senantiasa memperhatikannya. Meberikan semua yang dibutuhkannya dan memberatkan timbangan kebaikannya kelah di yaumul akhir. Aamiin.
Ternyata di negeri yang semuanya serba semu ini. Yang tak banyak lagi orang baik. Dan yang luber dengan orang bergaya sok baik, padahal dalam hatinya terdapat tendensi untuk keuntungan dirinya sendiri. Ternyata masih dapat kutemui orang yang baik, yang mau membantu orang dalam kesusahan. Subhanallah. Do'aku untuknya. Semoga Allah senantiasa memperhatikannya. Meberikan semua yang dibutuhkannya dan memberatkan timbangan kebaikannya kelah di yaumul akhir. Aamiin.
Menuliskan hal yang tidak suka kutulis.
Mengenang kejadian 2 November 2013.
Hal yang kita anggap sederhana, bagi mereka adalah maha luar biasa. Lantas mengapa kita sedih kehilangan yang sederhana? Mereka saja tertap berbesar hati meski tak mendapatkan yang dianggapnya maha luar biasa itu.





0 comments:
Posting Komentar